Senin, 29 November 2010

JANGAN ANGGAP GUNUNG DAN HUTAN BENDA MATI




Boyolali, 17/11/2010 (Kominfo-Newsroom) Alam akan  memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat kalau dijaga. Jangan menganggap gunung dan hutan sebagai benda mati, apalagi membiarkan terjadi segala aktivitas yang merusaknya.
Alam akan murka dan  mendatangkan bencana bila dirusak, dimana pohon ditebang tanpa aturan, gunung dijarah, sungai dikotori dan udara dicemari,” kata Koodinator Masyarakat Pencinta  Alam Indonesia Mulyono, saat ditemui di Posko Bencana Merapi di Boyolali, Rabu (17/11).
Ia mencontohkan lerang Merapi dan banyak gunung lain yang hutannya sudah digunduli untuk dialihfungsikan, sehingga tidak ada lagi serapan air. Akibatnya, pegunungan yang semula sumber air bersih bermutu tinggi berasal, berubah menjadi banjir bandang dan tanah longsor, bahkan lahar dan lavanya pun murka.
Gunung menderita, karena kalau diibaratkan tubuh manusia, setiap luka di bagian tubuh akan dirasakan. Kalau  ranting dipatahkan, semua aktivitas pohon akan terkonsentasi memperbaiki sistem di pohon tersebut. “Kalau kita lemparkan batu ke air, maka terjadi riak.      Semakin besar benda yang kita lemparkan akan semakin besar pengaruh. Demikian pula dengan alam, semakin besar kerusakan yang dilakukan semakin besar bencana yang terjadi,” ujarnya.
Menjaga lingkungan tidak hanya tugas pecinta alam atau Kementerian Lingkungan Hidup saja. Semua harus dilibatkan, terutama perusahaan tambang dan hutan industri, termasuk pula para pengembang pemukiman. Semua pihak harus menjaga keseimbangan antara  manusia, alam dan ekosistemnya.
“Terkadang banyak orang yang berpendidikan tinggi, kehidupan cukup, bahkan tahu masalah kesehatan dengan berolahraga. Tapi, sering kita mengamati sambil berolahraga ada yang membuang gelas plastik minuman ke sembarangan tempat,” katanya. (mf/dry)
      

Senin, 22 Desember 2008

Materi Caving

Materi Dasar Caving

ETIKA DAN KEWAJIBAN PENELUSURAN GUA

Menelusur gua dapat dikerjakan untuk olah raga maupun untuk tujuan ilmiah. Namun kedua kategori penelusur gua wajib menjunjung tinggi ETIKA dan KEWAJIBAN kegiatan penelusur gua ini agar lingkungan tidak rusak, agar para penelusur sadar akan bahaya-bahaya kegiatan ini dan mampu mencegah terjadinya musibah dan agar si penelusur sadar akan kewajibannya terhadap sesama penelusur dan masyarakat disekitar lokasi gua-gua.
Seorang pemula atau yang sudah berpengalaman sekalipun harus memenuhi ETIKA dan KEWAJIBAN PENELUSURAN GUA.

ETIKA PENELUSUR GUA :

1. Sejak semula harus disadari bahwa seorang penelusur gua DAPAT merusak gua, karena membawa kuman, jamur dan virus asing kedalam gua yang lingkungannya masih murni, tidak tercemar. Penelusran gua akan merusak gua apabila meninggalkan kotoran berupa sampah, kantong plastik, botol atau kaleng minuman dan makanan di dalam gua.
Membuang benda-benda tersebut adalah LARANGAN MUTLAK juga dilarang mencoret-coret gua dengan benda apapun juga.

Karenanya ikutilah MOTTO NSS dari USA:
“ Jangan MENGAMBIL sesuatu…….Kecuali mengambil POTRET”

“ Jangan MENINGGALKAN sesuatu…..Kecuali meninggalkan JEJAK”

“ Jangan MEMBUNUH sesuatu…… Kecuali membunuh WAKTU”

2. Gua adalah bentukan alam yang terbentuk dalam kurun waktu ribuan tahun. Setiap usaha merusak gua mendatangkan kerugian yang tidak dapat ditebus. Karenanya jangan merusak gua, mengambil atau memindahkan sesuatu didalam gua tanpa tujuan jelas yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tujuan ilmiah sekalipun, harus diusahakan pengambilan spesimen secara cermat, terbatas dan selektif. Itupun setelah diyakini, bahwa belum tersedia spesimen yang sama didalam laboratorium atau museum dan belum diambil spesimen yang sama oleh ahli speleologi lainnya.
Menelusuri dan meneliti gua harus dilakukan dengan penuh RESPEK, tanpa mengganggu, mengusir, merusak atau mengambil isi gua, baik yang berupa benda mati atau yang hidup.

3. Menelusuri gua harus disertai kesadaran, bahwa kesanggupan dan keterampilan pribadi TIDAK USAH DIPAMERKAN. Sebaliknya ketidakmampuan tidak perlu ditutup-tutupi oleh karena rasa malu. Bertindaklah sewajar-wajarnya, tanpa membohongi diri sendiri dan orang lain. Apabila tidak sanggup, tetapi dipaksakan, maka hal ini akan membawa akibat buruk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Adalah melanggar ETIKA untuk memandang rendah keterampilan serta kesanggupan sesama penelusur. Juga melanggar ETIKA bila memaksakan diri melakukan tindakan-tindakan diluar kemampuan teknis. Juga apabila belum siap mental atau kesehatan tidak memadai.

4. Tunjukkan RESPEK terhadap sesama penelusur gua dengan cara :

Ø Tidak menggunakan bahan-bahan atau peralatan yang disediakan oleh rombongan lain tanpa persetujuan mereka.

Ø Jangan membahayakan para penelusur lain, misalnya menimpukkan batu ketika ada penelusur lain didalam gua, mengambil atau memutuskan tali yang sedang terpasang, memindahkan tangga atau alat-alat lain yang dipasang oleh rombongan penelusur lainnya.

Ø Menghasut penduduk disekitar gua untuk melarang atau menghalangi rombongan lainnya memasuki gua, karena tidak satupun gua di bumi ini milik perseorangan kecuali apabila gua itu telah dibeli oleh yang bersangkutan. Untuk tujuan ilmiah setiap gua harus dapat diteliti setelah menempuh prosedur yang berlaku.

Ø Jangan melakukan penelitian yang sama, apabila ada rombongan lain yang sedang mengerjakan DAN BELUM MEMPUBLIKASIKANNYA.

Ø Jangan gegabah menganggap anda penemu sesuatu, kalau anda belum yakin betul, bahwa tidak ada orang lain yang juga telah menemukan pula.

Ø Jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar demi sensasi atau ambisi pribadi, karena hal ini berarti membohongi diri sendiri, dan dunia ILMU SPELEOLOGI khususnya.

Ø Setiap usaha penelusuran gua adalah USAHA BERSAMA. Bukan usaha yang dicapai sendiri. Karena setiap publikasi dari hasil penelusuran gua tidak boleh menonjolkan prestasi pribadi tanpa mengingat jasa sesama penelusur.

Ø Jangan menjelek-jelekkan nama sesama penelusur dalam suatu publikasi walaupun si penelusur itu mungkin berbuat hal-hal negatif secara sadar atau tidak sadar. Setiap publikasi negatif tentang sesama penelusur akan memberikan gambaran negatif terhadap semua penelusur gua.

KEWAJIBAN
Dunia speleologi diberbagai negara meneruskan himbauan kepada semua penelusur gua agar lingkungan gua harus dijaga kebersihannya, kelestarian dan kemurniannya

1. Konservasi lingkungan gua harus menjadi TUJUAN UTAMA kegiatan SPELEOLOGI dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh SETIAP PENELUSUR GUA.
2. MEMBERSIHKAN gua serta lingkungannya, menjadi kewajiban pertama para penelusur gua.
3. Apabila sesama penelusur gua membutuhkan pertolongan darurat setiap penelusur gua wajib memberi pertolongan itu.
4. Setiap penelusur gua wajib menaruh respek terhadap penduduk sekitar gua. Mintalah ijin seperlunya, bila mungkin secara tertulis dari yang berwenang. Jangan membuat onar atau melakukan tindakan-tindakan yang menyinggung perasaan penduduk. Jangan merusak pagar, tanaman, atau bangunan dan mengganggu hewan milik penduduk.
5. Bila meminta ijin dari instansi resmi yang berwenang, maka harus dirasakan sebagai kewajiban untuk membuat laporan dan menyerahkan kepada instansi tersebut. Apabila telah meminta ijin nasehat kepada sekelompok penelusur atau seseorang ahli lainnya maka wajib diserahkan pula laporan kepada kelompok penelusur atau penasehat perseorangan itu.
6. Bagian-bagian yang berbahaya dalam suatu gua wajib diberitahukan kepada kelompok penelusur lainnya, apabila anda mengetahui akan adanya tempat-tempat yang berbahaya.
7. Sesuai dengan pandangan NSS dari USA, dilarang memamerkan benda-benda mati atau hidup yang ditemukan dalam gua untuk lingkungan NON-penelusur gua atau NON-ahli speleologi. Hal itu perlu nuntuk menghindari dorongan kuat yang hampir pasti timbul untuk ikut mengambil benda-benda itu guna koleksi pribadi. Bila perlu hanya boleh dipamerkan melalui foto-foto saja.
8. NSS juga tidak menganjurkan usaha mempublikasikan penemuan di dalam gua atau lokasi dari gua-gua SEBELUM, dinyatakan betul adanya usaha pelestarian oleh yang berwenang, yang memadai. Perusakan lingkungan gua oleh orang-orang awam menjadi tanggung jawab si penulis berita apabila mereka mengunjungi gua-gua itu akibat publikasi dalam media massa.
9. Dipelbagai negara, setiap musibah yang dialami penelusur gua wajib di laporkan kepada sesama penelusur melalui media speleologi yang ada. Hal ini perlu supaya jenis musibah yang sama dapat dihindari.
10. Menjadi kewajiban mutlak bagi setiap penelusur gua untuk memberitahukan kepada rekan-rekan atau keluarga terdekat ke lokasi mana yang akan di telusuri dan kapan ia diharapkan pulang. Di tempat lokasi gua, para penelusur wajib memberitahukan kepada penduduk terdekat nama dan alamat para penelusur dan kapan diharapkan seloesai menelusuri gua. Wajib diberitahukan kepada penduduk siapa yang harus dihubungi, apabila para penelusur belum keluar dari gua sesuai waktu yanjg direncanakan.
11. Para penelusur wajib memperhatikan keadaan cuaca. Wajib meneliti apakah ada bahaya banjir didalam gua sewaktu turun hujan lebat dan meneliti lokasi-lokasi mana di dalam gua yang dapat dipakai untuk menghindarkan diri dari banjir.
12. Dalam setiap musibah setiap penelusur wajib bertindak dengan teman tanpa panik dan wajib patuh pada instruksi pimpinan penelusur.
13. Setiap penelusur gua wajib melengkapi dirinya dengan perlengkapan dasar pada kegiatan lebih sulit dengan perlengkapan yang memenuhi syarat. Ia wajib mempunyai pengetahuan tentang penggunaan peralatan itu sebelum menelusuri gua.
14. Setiap penelusur gua wajib melatih diri dalam pelbagai keterampilan gerak menelusuri gua dan keterampilan menggunakan peralatan yang dibutuhkan.
15. Setiap penelusur gua wajib membaca pelbagai publikasi mengenai gua dan lingkungannya agar pengetahuannya tentang SPELEOLOGI tetap akan berkembang. Bagi yang mampu melakukan penyelidikan atau observasi ilmiah, diwajibkan menulis publikasi agar sesama penelusur atau ahli speleologi dapat menarik manfaat dari makalah-makalah itu.

INTRODUKSI SPELEOLOGI

I. Speleologi

Speleologi di Indonesia tergolong di Indonesia tergolong ilmu yang masih baru dan mulai berkembang sekitar tahun 1980. Sedangkan di Perancis dan Jerman sudah mempelajari ilmu tersebut sejak abad -19.

Speleologi adalah ilmu-ilmu yang mempelajari gua-gua. Kata tersebut diambil dari Bahasa Yunani : SPELALION : Gua, LOGOS : ilmu.

SPELEOLOGI dapat diartikan secara umum sebagai ilmu yang mempelajari gua beserta lingkungannya. Sebelum membicarakan Speleologi lebih lanjut , kita perlu mengetahui definisi dari gua :

Menurut IUS (International Union of Speleology) yang berkedudukan di Wina, Austria Gua adalah setiap ruangan bawah tanah, yang dapat dimasuki orang
Gua memiliki sifat yang khas dalam mengatur suhu udara didalamnya, yaitu pada saat udara diluar panas maka didalarn gua akan terasa sejuk, begitu pula sebaliknya.
Sifat tersebut menyebabkan gua di pergunakan sebagai tempat berlindung. Gua-gua yang banyak diternukan di Pulau Jawa dan pulau pulau lainnya di Indonesia , sebagian besar adalah gua batu gamping atau gua karst. Gua merupakan suatu lintasan air dimasa lampau dan kini kering (gua fosil) atau di masa kini, dan terlihat dialiri sungai (gua aktif). Karenanya mempelajari gua tidak terlepas dari mempelajari hidrologi karst dan segala fenomena karst dibawah permukaan (endo karst phenomena) supava memahami cara-cara gua terbentuk dan bagaimana cara memanfaatkannya sebagai sumber daya alam, yang mempunyai nilai estetika tinggi sebagai obyek wisata gua, atau sebagai sumber air, tanpa mencemarinya.

ll. Sejarah Penelusuran Gua

Tidak ada catatan resmi kapan manusia menelusuri gua. Berdasarkan peninggalanpeninggalan, berupa sisa makanan, tulangbelulang, dan juga lukisan-lukisan, dapat disimpulkan bahwa manusia sudah mengenal gua sejak puluhan tahun silam yang tersebar di benua Eropa, Afrika, dan Amerika.

Menurut catatan yang ada, penelusuran gua dimulai oleh JOHN BEAUMONT, ahli bedah dari Somerset, England (1674). la seorang ahli tambang dan geologi amatir, tercatat sebagai orang pertama yang menelusuri sumuran (potholing) sedalam 20 meter dan menemukan ruangan dengan panjang 80 meter, lebar 3 meter. Serta ketinggian plafon 10 meter, a-3,dan menggunakan penerangan Win. Menurut catatan, Beaumont merangkak sejauh 100 meter dan menemukan jurang (internal pitch). la mengikatkan tambang pada tubuhnya dan minta diulur sedalam 25 meter dan mengukur ruangan dalam gua tersebut. la melaporkan penemuan ini pada Royal Society, Lembaga Pengetahuan Inggris. Orang yang paling berjasa mendeskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680 adalah BARON JOHANN VALSAVOR dari Slovenia. la mengunjungi 70 gua, membuat peta, sketsa, dan melahirkan empat buku setebal 2800 hataman.

JOSEPH NAGEL, pada tahun 1747 mendapat tugas dari istana untuk memetakan sistem perguaan di Kerajaan Austro-Hongaria. Sedangkan wisata gua pertama kali tercatat tahun 1818, ketika Kaisar Habsbrug Francis I dari Austria meninjau gua Adelsberg (sekarang bemama gua Postojna) tertetak di Yugoslavia. Kemudian wiraswastawan Josip Jersinovic mengembangkannya sebagai tempat wisata dengan memudahkan tempat itu dapat dicapai. Diberi penerangan dan pengunjung dikenai biaya masuk. New York Times pada tahun 1881 mengkritik bahwa keindahan gua telah dirusak hanya untuk mencari keuntungan.
Stephen Bishop pemandu wisata yang paling berjasa, ia budak belian yang dipekerjakan oleh Franklin Gorin seorang pengacara yang membeli tanah di sekitar gua Mammoth, Kentucky Amerika Serikat pada tahun 1838. Dan kini gua Mammoth diterima UNICEF sebagai warisan dunia.

Sedangkan di Indonesia, faktor mistik dan magis masih melekat erat di gua-gua. Baik gua sebagai tempat pemujaan. sesaji maupun bertapa. Bahkan sering dianggap sebagai tempat tinggal makhluk !!!

Namun semuanya memiliki nilai budaya, legenda, mistik, dan kepercayaan sesuatu terhadap gua perluloh didokumentasi dan dihargai sebagai potensi budaya bangsa. Maka Antropotogi juga merupakan bagian dari Speleologi.

III. Lahirnya Ilmu Speleologi

Secara resmi ilmu Speleologi lahir pada abad - 19 berkat ketekunan EDWARD ALFRED MARTEL. Sewaktu kecil ia sudah mengunjungi gua Hahn di Belgia dengan ayahnya seorang ahli Paleontologi, kemudian juga mengunjungi gua Pyrenee di Swiss dan Italia. Pada tahun 1858 ia mulai mengenalkan penelusuran gua dengan peralatan, pada setiap musim panas ia dan teman-temannya mengunjungi gua-gua dengan membawa 2 gerobak penuh peralatan, bahan makanan dan alat fotografi. Martel membuat pakaian berkantung banyak yang sekarang disebut coverall (wearpack). Kantung itu diisi dengan peluit, batangan magnesium, 6 lilin lacsar, korek api, batu api, martil, 2 pisau, alat pengukur, thermometer, pensil, kompas, buku catatan, kotak P3K, beberapa permen coklat, sebotol rum dan sebuah telepon lapangan yang ia gendong. Sistem penyelamatannya dengan mengikatkan dirinya kalau naik atau menuruni dengan tali.

Tahun 1889, Martel menginjakkan kakinya pada kedalaman 233 m di sumuran ranabel dekat Marzille, Perancis dan selama 45 menu tergantung di kedalaman 90 m. la mengukur ketinggian atap dengan balon dari kertas yang digantungi spon yang dibasahi alkohol, begitu spon dinyalakan balon akan naik keatas mencapai atap gua. Hingga kini EDWARD ALFRED MARTEL disebut Bapak Speleologi. Kemudian banyak ahli speleologi seperti POURNIER, JANNEL, BIRET, dan banyak lagi.

Baru sete!ah PD I ROBERT DE JOLLY dan NOBERT CASTERET mampu mengimbangi MARTEL. Robert de Jolly mampu menciptakan peralatan gua yang terbuat dari Aluminium Alloy. Nobert Casteret orang pertama yang melakukan Cave Diving’ pada tahun 1922, dengan menyelami gua Montespan yang di dalam gua itu ditemukan patung-patung dan lukisan bison serta binatang lain dari tanah liat, yang menurut para ahli, itu sebagai acara ritual sebelum diadakan perburuan binatang, ditandai adanya bekas-bakas tombak dan panah. Namun dalam PD-II, gua-gua digunakan sebagai tempat pertahanan, karena pertahanan di gua akan sulit ditembus walaupun menggunakan born pada waktu itu.

IV. Perkembangan Speleologi di Indonesia

Di Indonesia Speleologi relatif tergolong suatu ilmu yang baru. Dalam hal ini masih sedikitnya ahli - ahli speleologi maupun pendidikan formal tentang speleologi. Speleologi baru berkembang sekitar tahun 1980, dengan berdirinya sebuah club yang bernama ‘SPECAVINA‘, yang didirikan oleh NORMAN EDWIN (alm) dan RKT KO ketua HIKESPI sekarang.

Namun karena adanya perbedaan prinsip dari keduanya maka terpecah, dan mereka masing-masing mendirikan perhimpunan :

1. NORMAN EDWIN (alm) mendirikan klub yang diberi nama “GARBA BUMI”
2. RKT KO mendirikan Hikespi pada tahun 1981

Pada tahun tahun tersebut bermunculan club-club speleologi di Indonesia seperti ASC yang berdiri pada tanggal 1 Januari 1984, SSS - Surabaya, DSC - Bali, DSC - Bali, SCALA- Malang, dll.

V. Ilmu Yang Berkaitan Erat Dengan Speleologi
Adanya perbedaan yang nyata antara permukaan dan bawah permukaan, maka keadaan ingkungan gua mempunyai nilai potensial untuk tempat penelitian yang biasa disebut sebagai laboratoriurn bawah tanah.

Ø Geomorfologi
Keadaan permukaan daerah kawasan gua-gua merupakan suatu bentang alam yang khas pada khususnya didaerah karst dimana seperti adanya bukit karst yang berbentuk cone karts, tower karst maupun bentuk morfologi permukaan lain seperti terdapat dolena, uvala, polje, cockpit, swattowhole, sungai masuk/ hilang, sungai keluar maupun bentuk-bentuk lain yang merupakan ciri kawasan karst yang mengalami proses pelarutan.

Ø Klimatologi
Keadaan iklim suatu daerah mempunyai pengaruh terhadap lingkungan gua baik itu flora dan fauna, keadaan fisik gua dilingkungan tersebut, hal ini terdapat adanya perbedaan suhu, tekanan, curah hujan yang ada dipermukaan daerah tersebut. Dari beberapa penyebab tersebut diatas banyak pars ahli klimatologi untuk mempelajari pengaruh-pengaruh terhadap lingkungan, gua tersebut.

Ø Hidrologi
Merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan proses terbentuknya lorong gua yang disebabkan oleh aliran air baik secara fisik maupun kimiawi. Selain dari itu proses terbentuknya ornamen gua ( seperti : stalaktit, stalakmid, canopy, flow stone, gourdam, rimestone,dIl), endapan di dalam gua, dan sungai bawah tanah, yang kesemuanya itu merupakan bagian dari proses terbentuknya sistim perguaan (cave system). Hampir sebagian besar gua diseluruh dunia terbentuk oleh adanya air, dilain hal faktor pendukung lainya juga mempunyai peranan yang penting ( seperti porositas batuan/ kesarangan, permeabilitas, saturasi dll).

Ø Geologi
Mempelajari asal terbentuknya batuan karbonat / batu gamping (lingkungan pengendapan) dengan asosiasinya, batuan vulkanik dan metamorfosa. Tektonik yang meliputi perlipatan, pengangkatan, pensesaran, yang hal ini akan menarik bagi pakar-pakar yang berkompeten untuk melakukan penelitian dipermukaan maupun bawah permukaan.

Ø Biologi
Gua merupakan suatu bentuk ekosistem bawah permukaan (sub surface) yang unik, dimana banyak menarik perhatian ahli biospeleologi untuk mengamati daerah tersebut, karena ada perbedaan yang spesifik dengan kehidupan dipermukaan seperti
a. komunitas yang berbeda dengan di permukaan, terutama atmosfir yang basah.
b. lingkungan yang basah tanpa cahaya.
c. perubahan sistim fisiologis karena faktor suhu, cahaya, dan tekanan yang berbeda dengan permukaan.

Ø Antropologi
Biasanya di lingkungan di daerah yang terdapat gua, terdapat suatu masyarakat percaya akan yang sudah dipahami secara turun temurun. Karena gua biasanya menggambarkan keadaan yang bersifat magis, sakral dan angker. Sehingga masyarakat didaerah tersebut percaya akan legenda atau mendapatkan sesuatu di gua tersebut (mendapat berkah, wangsit, biar tidak mendapat musibah dll) dengan cara bertapa, memberi sesaji, tirakat maupun acara acara yang bersifat ritual. Sehingga setiap daerah mempunyai adat tradisi yang berbeda- beda.

Ø Arkeologi dan Paleontotogi
Salah satu aset dari gua adalah arkeologi. Nilai arkeologi dari suatu gua bisa tercetus karena adanya lukisan-lukisan di dinding (art parriatal), yang di wilayah Indonesia terdapat di :
- Sulawesi Selatan : Maros, Leang-!eang, Leang kasi, Balloci Baru, Sumpang Bita.
- Irian Jaya : Fak Fak
- Kalimanatan Tengah
- Flores
Biasanya lukisan di dinding merupakan gambar te!apak tangan, Babi Rusa, Anoa, perahu, Rusa. Bahkan di Flores terdapat lukisan dari telapak tangan yang telah kehilangan salah satu jarinya dimana disini diasumsikan dari upacara ceremonial dalam memperingati kematian. Selain berupa lukisan di dinding peninggalan arkeologi dapat juga berupa barang pecah belah, patung, kapak batu, yang dapat disebut sebagai art mobilier.

Manusia telah mengenal gua sejak dahulu sebagai :
- Tempat perlindungan
- Tempat pemukiman
- Tempat penguburan
- Tempat sakral

Yang sampai saat ini masih ada hanyalah gua sebagai tempat yang sakral. Ada juga beberapa gua yang digunakan sebagai tempat penguburan, seperti di Trunyan (Bali) dan Londa (Sulawesi Selatan). Kepercayaan masyarakat mengenai gua sebagai tempat keramat dan dan harus dijauhi masih banyak tedihat di pelosok-pelosok. Lepas dari benar atau tidaknya anggapan mereka, terdapat juga beberapa gua yang memang mengandung misteri bagi mereka yang pernah menelusurinya, baik di daerah Wonosari, Pacitan, Blora, Sulawesi dan lain-lain.
Gua yang dihuni oleh manusia zaman dahulu adalah yang cenderung tertetak pada lokasi-lokasi (tempat)
- Dekat dengan air
- Dekat dengan daerah perburuan.

Jadi bisa dikatakan bahwa gua yang memiliki peninggalan arkeologi pasti di daerah sekitamya dahulu terdapat sungai atau sumber air lain, pendapat ini biasanya dibuktikan dengan melihat peta topografinya, maka akan tertihat bekas-bekas aliran sungai purba.

Bukti bahwa suatu gua pernah dihuni manusia, bila ditemukan antara lain :
- Sisa pembakaran
- Gerabah
- Artefak (a!at-alat dari batu, perunggu, besi.

Juga merupakan bukti dari kebudayaan manusia dari zaman paleolitik, neolitik, perunggu dan besi :
- Artefak batuan (kapak genggam, ujung tombak, pisau, ujung panah dan batu api.
Untuk menentukan umur dari artefak tersebut dapat dilakukan dengan Radio Dating yang berjangkal berbatas maksimal 18.000 tahun.
Artefak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan binatang yang telah membatu disebut fosil. Proses fosilisasi bisa terjadi bila bahan-bahan organik tertimbun lumpur abu vulkanik secara mendadak sehingga tidak sempat membusuk. Sel-sel organik sedikit demi sedikit digantikan oleh mineral dan timbul struktur keras yang menggantikan struktur organik yang lemah.

Fosil-fosil ini dapat berupa :
- Tulang belulang
- Hewan (kerang, serangga, ikan dan lain-lain)
- Kayu, pokok kayu

PSEUDOFOSIL menyerupai fold tetapi bukan fosil, misalkan lumpur yang mengeras dan tercetak rnenyerupai pola tulang dan batang pohon atau akar. Biasanya Pseudofosil terjadi karena aliran lumpur melewati rekahan-rekahan atau lubang-lubang yang terdapat pada batuan kapur.
Apabila dtemui bahan-bahan bemilai arkeologis maka jangan digeser atau dipindahkan dari tempatnya karena akan merusak jejak, untuk melakukan pelacakan ditentukan suatu titiik not dan dari titik itu digali milimeter demi milimeter dengan sikat atau kuas oleh para arkeolog yang telah berpengalaman. Semua temuan di Sato dan dicieskripsikan sesuai dengan kedalaman temuan. Sehingga akan didapatkan informasi mengenai umur dan asal dari benda temuan tersebut, dan dari analisa akan diperoleh gambaran mengenai kehidupan manusia di masa lalu.

VI. Yang perlu dilakukan oleh ahli speleologi / speleologiwan (speleologist)
Yang disebut sebagai speleologiawan (speleologist) yaitu seorang yang serius mendalami dan tahu tentang gua beserta kawasannya, dipandang dari aspek penelitian gua, pengelolaan gua maupun pendidikan speleologi.

a. Tingkatan Kursus Speleologi
1. Tingkat Dasar
Mengetahui dan paham tentang :
· Cara menelusuri gua dengan prosedur yang benar dan aman
· Etika moral penelusuran gua

2. Tingkat Lanjutan
Mendalami dan mengerti tentang :
· Teknik penelusuran gua horisontal , vertikal dan cave rescue.
· llmu pengetahuan terkait
· leadership

3. Tingkat Klinik
Pendalaman tentang :
· Manajemen Ekspedisi spe!eologi
· Metode Pendidikan speleologi

4. Tingkat Manajemen
Pendalaman tentang :
· Manajemen Penelitian Gua dengan berbagai disiplin ilmu terkait
· Manajemen Pendidikan Speleologi
· Pengelolaan Kawasan Gua dan Cara Pemanfaatannya Metode Pengembangan
Speleologi

5. Pendidikan tambahan lain
- Cave Rescue
- Pemetaan gua Khusus
- Fotografi Gua

b. Yang perlu di lakukan speleologiawan untuk kegiatan dan pengembangan speleologi yaitu :
· Pendataan dan pemetaan Gua
· Penelitian Gua
· Pengembangan manfaat gua
· Menjaga kelestarian Gua
· Kegiatan pertemuan speleologi seperti :Seminar, Lokakarya/ Workshop, Simposium,
Sarasehan, diskusi panel, dll
· Pameran Speleologi
· Pendidikan / kursus speleologi

c. Laporan hasil kegiatan speleologi.
1. Laporan perjalanan
2. Laporan Harian
3. Laporan Speleologi dibagi 3 bagian :
Teknis Perjalanan, perbekalan dan peralatan, derajat kesulitan kesampaian daerah dan penelusuran pendataan, pemetaan Ilmiah :
· Biospeleologi
· Geologi
· Geomorfologi
· Hidrologi
· Arkeolog
· Ekologi
· Sedimentologi
· Speleogenesis
Dan lain sebagainya.

Medis
· Macam obat yang dibawa
· Metode Emergency
· Peralatan kesehatan yang dibawa

0 komentar:

MATERI PENELUSURAN GOA – 08

SINGLE ROPE TECHNIQUE

Single Rope Technique (SRT) adalah teknik yang dipergunakan untuk untuk menelusuri gua-gua vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik dan turun medan-edan vertikal. Berbagai sistem telah berkembang sesuai dengan kondisi medan di tempat lahirnya masing-masing metode. Namun yang paling banyak dipergunakan adalah Frog Rig System.
Teknik yang lain adalah: Rope walker, Texas Rig, Jumaring, Mitchele System, Floating cam system.
Sistem Frog Rig menggunakan alat:
1. Seat harness, dipergunakan untuk mengikat tubuh dan alat-alat lain. Dipasang di pinggang dan pangkal paha. Jenis-jenisnya adalah: Bucklet, Avantee, Croll, Rapid, dan Fractio.
Seberapa ketat pemakaian seat harness ini tergantung pada kebiasaan001.JPG
2.Chest Ascender, dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali dipasang di dada. Dihubungkan ke Delta MR oleh Oval MR
002.JPG
3. Hand Ascender, dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali di tangan. Di bagian bawah dipasang descender, tempat digantungkannya foot loop dan cows tail.
4. Descender, dipergunakan untuk menuruni tali. Ada beberapa jenis descender: Capstand (ada dua macam: Simple Stop dan Auto Stop), Whaletale, Raple Rack (ada dua macam: Close Rack dan Open Rack), Figure of Eight, dan beberapa jenis lagi yang prinsip kerjanya sama dengan figure of eight.
5. Mailon Rapid,ada dua macam Mailon Rapid (MR), yaitu: Oval MR untuk mengaitkan Chest Ascender kepada Delta MR. Delta MR sendiri adalah untuk mengkaitkan dua loop Seat Harness dan tempat mengkaitkan alat lain seperti Descender berikut Carabiner sebagai friksinya dan Cowstail.
6. Foot loop , dicantolkan ke karabiner yang terhubung ke hand ascender. Berfungsi sebagai pijakan kaki. Ukuran dari foot loop harus tepat seperti gambar diatas. Hal ini sangat mengurangi kelelahan pada waktu ascending di pitc-pith yang panjang
003.JPG
7. Cows tail, memiliki dua buah ekor. Satu terkait di Hand Ascender, dan satu lagi bebas, dipergunakan untuk pengaman saat melewati lintasan-lintasan intermediate, deviasi, melewati sambungan, tyrolean, dan traverse.
8. Chest harness, untuk melekatkan Chest Ascender agar lebih merapat ke dada. Sehingga memudahkan gerakan sewaktu ascending normal, atau pada saat melewati sambungan tali. Chest harness lebih baik jika dapat diatur panjang pendeknya (adjustable), sehingga memudahkan pengoperasian, terutama apabila terjadi kasus dimana Chest Ascender terkunci di sambungan atau simpul, atau pada saat rescue.
Teknik-teknik yang harus dipelajari untuk SRT adalah ascending dan descending dengan penguasaan melewati jenis-jenis lintasan dan medan.
1. Melewati intermediate anchor
2. Melewati deviation anchor
3. Melewati sambungan tali
4. Melewati lintasan tyrolean, menggunakan satu tali dan dua tali.
5. Meniti tali dengan medan slope (miring).
Ascending
004.JPG
Perhatikan gerakan telapak kaki ketika sedang ascending.
005.JPG
Gerakkan telapak kaki untuk menjepit tali dengan telapak kaki. Cara pertama adalah menjepit tali menggunakan bagian dalam pergelangan kaki dengan bagian luar telapak kaki. Cara kedua adalah menjepit tali dengan kedua telapak kaki ketika melakukan gerakan berdiri. Ketika mengangkat kedua kaki, kedua telapak kaki dibuka.
PERHATIAN:
 Latihan ini harus dilakukan mengunakan peralatan yang mutu dan kekuatannya memenuhi standar
 Latihan harus dibawah pengawasan oleh ahli.
 Berlatihlah pada ketinggian yang tidak terlalu tinggi.
 Cegahlah latihan yang dapat merusakkan alat: membebani alat melebihi beban normal, beban dengan arah abnormal, menggunakan alat tidak sesuai dengan manual book-nya. Latihan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat alternatif, harus masih dalam tingkat aman.
 Pernah melakukan latihan teknik tertentu bukanlah jaminan bahwa kita sudah menguasai teknik tersebut.
 Berlatihlah satu teknik sampai lancar tanpa hambatan dan kesalahan sebelum berlatih teknik yang lain.
 Berlatihlah dengan selalu ditemani oleh orang lain yang juga memahami SRT.
 Berniatlah berlatih untuk menolong orang lain dan diri sendiri.
 Hindarilah terjadinya kecelakaan di gua untuk orang lain maupun diri sendiri.
 Saya mempunyai teman yang TAKUT KETINGGIAN, namun akhirnya dapat mengalahkan rasa takut itu, dia sudah berani menuruni medan-medan vertikal dengan kedalaman 50 meter dalam berbagai medan. Namun harus dengan penyesuaian diri yang intensif dan sungguh-sungguh.

Peralatan Panjat Tebing

Sebagai pemula, Anda akan dipusingkan seputar nama-nama aneh dari peralatan panjat.
Artikel ini menyajikan fungsi dari peralatan panjat, setelah membacanya anda akanmengetahui perbedaan antara; nuts dan cams, friends dan carabiner, dan lainnya.


Belay Device (Peralatan untuk Belay)
Belay Device adalah peralatan untuk menahan tali saat pemanjatan
agar pemanjat tidak terjatuh. Banyak versi yang biasa dipakai,
yang paling sering dipakai adalah ATC, Figure 8, dan Grigri.

Cam atau Friends
Spring Loaded Camming Device (SLCD) atau biasa disebut cam atau
friends adalah peralatan proteksi pemanjatan yang fenomenal,
diciptakan oleh Ray Jardine seorang aerospace engineer yang
senang manjat pada tahun 1973. Jika ditarik, ujungnya akan mengecil
sehingga mudah dimasukkan ke celah tebing. Jika dilepas ujungnya
akan mengembang memenuhi celah tebing. Cam tersedia dalam beberapa
ukuran disesuaikan dengan lebar celah tebing.
Carabiner
Ada banyak jenis carabiner, setiap jenis memiliki fungsi tersendiri
dalam pem
anjatan.
- Carabiner HMS memiliki kunci (screw) sebagai pengaman, dipakai
se
bagai anchor pada top roping dan juga dipakai oleh belayer.

- Carabiner D atau Oval dan Snap (Snapring) digunakan untuk
keperluan lain seperti untuk dipakai bersama dengan cam dan draw.



Quickdraw atau Runner

Adalah pasangan webbing atau sling dengan dua buah carabiner jenis
snapri
ng, dipakai sebagai alat proteksi di tebing.




Hexes
Adalah pasangan sling dengan tabung alumunium (titanium) segi enam.
Berfungsi sama dengan cam, berharga lebih murah, tetapi lebih sulit
dalam penempatannya di celah tebing. Seperti cam. hexes tersedia dalambeberapa ukuran.
Nuts
\
Nuts adalah peralatan proteksi yang paling banyak dipakai oleh pemanjat
tebing fungsinya sama dengan cam dan hexes dengan harga lebih murah.




Tricams

Adalah peralatan proteksi pemanjatan, walaupun berbeda bentuk tetapi
fungsinya sama dengan nuts. Pemakaiannya relatip sulit, tidak dianjurkan
dipakai untuk pemula.

Sepatu ChookBack

MATERI PANJAT TEBING

Macam-macam Climbing
Climbing terbagi 5 macam yaitu
1) Bouldering
Pemanjatan tanpa menggunakan alat khusus dengan ketinggian maksimal 5 meter. Pemanjatan ini dilakukan sebagai pemanasan untuk pemanjatan pada medan yang lebh tinggi.
2)Aid Climbing / Artifical Climbing (Direct Aid Climbing)
Pemanjatan tebing ini dilakukan dengan menggunakan alat yang selengkap-lengkapnya
3) Bigwall Climbing (Indireck Aid Climbing)
Pemanjatan dengan menggunakan alat atau tidak dengan maksimal ketinggian 5 meter.
4) Free Climbing
Pemanjatan dengan menggunakan alat pengaman seadanya.
5) Free Soloing Pemanjatan ini biasanya dilakukan oleh master-master climbing karena memerlukan pengetahuan tentang climbing lebih jauh dan pemanjatan ini dilakukan tanpa pengaman sama sekali pada tebing-tebing yang tinggi
2.2 Latihan Fisik

Seorang climber biasanya melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan pemanjatan. Latihan fisik yang biasanya dilakukan diantaranya:

1) Push up
(min 100x dalam satu waktu), kegunaannya yaitu untuk melatih jari agar lebih kuat dalam memegang point.
2)
Full up
(min 15x dalam satu waktu), kegunaannya yaitu untuk melatih otot tangan
 .3)
Sit up
(min 75x dalam satu waktu),
kegunaannya yaitu untuk melatih otot perut.
4) Lari kegunaanya untuk melatih kaki agar tidak kram saat melakukan pemanjatam
5) Jumping jack2.3 Peralatan Climbing1) TaliTali dibagi 2 macam Tali serat alam (tali dadung)
Tali serat sintetis

Tali serat sintetis menjadi dibagi 2 yaitu
a. Tali Hau serlaid (terbuat dari nilon)
b. Tali Kern mantel, tali ini dibagi 2 bagian yaitu bagian mantel biasanya bagian ini terbuat dari kain khusus dan bagian inti yang umumnya bagian ini terbuat dari serabut-serabut nilon.
Tali kern mantel ada 3 jenis yaitu:

a. Dinamis, tali ini lentur dengan daya regang sekitar 30 % biasa digunakan untuk climbimg

b. Statis, tali ini kurang lentur dan daya regang sekitar 15% biasa digunakan untuk rappelling.


c. Semi, daya regang antara dinamis dan statis dapat digunakan untuk climbing maupun rappelling.
Cara perawatan tali

1. Usahakan tali jangan terlalu banyak terkena sinar matahari
2. Jaga tali jangan sampai tergesek benda tajam
3. Cuci tali kemudian keringkan di tempat yang tidak terlalu panas

4. Bila sudah kering gosok tali dengan menggunakan lilin
Hal yang dapat merusak tali

1.Tergesek benda tajam

2.Terlalu banyak terkena sinar matahari

3.Pemakaian yang tidak selayaknya, missal:tali dinamis dipakai untuk rappeling
2) Carabiner
Carabiner adalah pengaman pemanjat berupa cincin kail yang meyambungkan raner dengan badan climber yang dipasang pada harness.

Bahan-bahan carabiner:

1. Besi Baja

2. Campuran alumunium
Jenis pinti carabiner:

1.Memakai kunci (screw gate,), carabiner jenis ini lebih aman tapi sulit untuk dipasang atau dilepas
2.Tanpa kunci, carabiner ini lebih mudah untuk dipasang dan dilepas tapi keamanannya tidak seperti carabiner screw gate.
3) HarnesYaitu pengaman yang dipakai oleh climber
Jenisnya yaitu:-sit harness
-full boby (body harness)4) SlinkSlink yaitu tali penggabung carabiner
Slink ada 2 macam yaitu:

a slink pita dapat digunakan untuk menyambung carabiner

b.slink prusik
5) Raner
Raner yaitu gabungan antara carabiner dan slink
6)
Sepatu Panjat

Sepatu panjat biasanya terbuat dari karet mentah, bagian depan dari sepatu panjat ini lebih keras agar kaki climber tidak sakit.
7) Webing
Webing biasanya digunakan untuk pengaman badan climber pengganti harness yang umumnya terbuat dari nilon.

Kapasitas menahannya sekitar 4000 pon dan kekuatan menahannya tergantung dari simpulnya.
8) Piton
Piton biasanya digunakan pada saat memanjat tebing alam fungsinya sebagai pengaman pemanjatan pengganti raner yang digunakan pada bongkahan-bongkahan batu.9) Cok
Cok bermacam-macam bentuknya, diantaranya bentuk persegi empat dan persegi enam. Bentuk segi empat panjangnya dari ½ cm-1 ½ cm dipasang pada bongkahan-bongkahan tebing, segienam ukuran panjangnya 2cm-5cm. Tali cok terbuat dari baja. Keuntungan menggunakan cok sebagai raner pada bongkahan-bongkahan batu ditebing adalah dapat dilepas kembali dengan menggunakan alat pembukanya.

10) Figure of eight Digunakan pada biley/ rappelin
11) Glops
Sarung tangan yang biasa dipakai oleh biley/ rappeling untuk menghindari gesekan langsung ke tali.
12) Helmet

Helmet digunakan sebagai pelindung kepala climber
13)Chock Bag
Digunakan sebagai pengemas chock(magnesium) yang fungsinya untuk tangan dan kaki agar tidak licin ssat memanjat.
14) Stik Plan

Digunakan sebagai duscander untuk menuruni tebing umumnya terbuat dari alumunium
15) Rock Bandering
Pada zaman dahulu sering digunakan untuk mengemas peralatan panjat, tapi sekarang sudah tidak dipakai karena telah ditemukan harness untuk membawa peralatan panjat.
16)Ascander
Ascander digunakan untuk naik diudara(bukan pada tebing) dapat juga digunakan untuk menaiki tebing yang posisinya vertical.
17)Discander
Discander digunakan untuk turun dengan menggunakan tali bukan pada tebing.

18) Pulley

Pulley digunakan untuk mengangkat peralatan dari bawah kepuncak tebing, bentuknya seperti katrol kecil dan terbuat dari campuran beton dan alumunium.

2.4 TEKNIK PEMANJATAN
A.
Kategori pemanjatan berdasarkan kondisi permukaan tebing
:Face climbing
Fristion Climbing
Fissure Climbing


B. Tumpuan

Tumpuan tangan
Tumpuan kaki

C. Gerakan


1. pemilihan jalur


2. keseimbangan dan koordinasi

3. penyesuaian tubuh terhadap tumpuan

4. penghematan energi dan istirahat

5. Traversing

6. janning, crack climbing, cinney
7. mantlehelp8. ‘ v ‘ dan operhang
9. climbing down
2.5 BILEY
Biley adalah orang yang menentukan keselamatan dari climber oleh karena itu seorang biley harus berkonsentrasi penuh untuk menghindari kecelakaan pada climber. Maka dari itu dibutuhkan komunikasi dan kekompakan yang baik antara climber dan biley.

2.6 TEKNIK PEMASANGAN

Dalam pemasangan instalasi climbing, tali tidak boleh terkena / tergesek tebing langsung karena dapat merusak tali oleh karena itu diperlukan carabiner da slink untuk mengikat tali. Pemasangannya harus tepat dan benar untuk menghindari kecelakaan dan untuk memberikan rasa aman, nyaman pada saat pemanjatan.
 

ORIENTEERING

Orienteering
Orienteering adalah olah raga yang mana seorang orienteer (pelaku orienteering) menggunakan peta dan kompas dengan tepat dan akurat untuk menemukan titik dipermukaan bumi. Hal ini menjadi suatu kenikmatan jika dilakukan di hutan atau sebagai olahraga yang dilombakan.
Standar jalur orienteering terdiri dari start, rangkaian dari titik kontrol yang ditandai dengan lingkaran, dihubungkan oleh garis dan angka agar didatangi oleh peserta,dan finish. Lingkaran pada titik kontrol terletak ditengah tempat yang akan ditemukan;atau disebut juga deskripsi kontrol (kadangkala disebut petunjuk). Diatas tanah, bendera kontrol menandakan lokasi dimana orienteer harus mendatangi lokasi tersebut.
Untuk membuktikan telah datang,seorang orienteer menggunakan “punches”/alat pelubang kertas atau stempel yang tergantung dekat bendera untuk menandai kartu kontrol yang dibawanya.Tanda pelubang tidak sama pada tiap titik kontrol untuk membedakan titik kontrol satu dengan lain.
Jalur antara “control” tidak selalu spesifik, dan ini keseluruhannya tergantung kepada orienteer,pemilihan rute yang tepat dan kemampuan navigasi adalah esensi utama dari orienteering.
Banyak kegiatan orienteering menggunakan titik start yang sama dengan finish untuk memastikan bahwa tiap orienteer mempunyai kesempatan untuk memilih rute mereka sendiri, dengan batasan waktu yang telah ditentukan.
Be the first to like this post.

1 Tanggapan ke “Orienteering”


  1. 1 CARTENZ partner in adventure Juli 12, 2008 pukul 9:20 pm
    Salam Orienteering
    Banyak lomba orienteering deigelar namun belum mengarah ke lomba yang baku sesuai peraturan IOF http://www.orienteering.org kami telah lama mengupayakan membikin wadah di Indonesia namun begitu manyak kendala dalam pengembangannya. Selamat berkarya dan mari berprstasi di tingkat internasional melalui Orienteering. Lomba terdekat World Orienteering cup di China. Undangan udah masuk kapan kita bisa tampil.

Tinggalkan Balasan

Alamat surel anda tidak akan ditampilkan.
You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <pre> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>